Pemanfaatan Bakteri pada Fermentasi di Berbagai Negara
1. Dadih
Dadih merupakan salah satu produk olahan susu yang dibuat dengan cara
fermentasi secara alami pada suhu kamar selama 48 jam. Produk fermentasi ini merupakan
makanan tradisional yang cukup dikenal di wilayah Sumatra Barat, Riau dan
Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Pengolahan dadih umumnya menggunakan susu
kerbau melalui fermentasi alami dengan memanfaatkan bakteri asam laktat. Hasil
isolasi bakteri asam laktat pada dadih asal Kerinci terdapat 8 spesies bakteri
asam laktat, yaitu Lactobacillus plantarum, L. fermentum, L. acidophilus, L.
brevis, L.buchnerii, L. desidiosus, L. fructivorans dan Leuconostoc
mesenteroides
2. Kimchi
Kimchi merupakan makanan tradisional khas Korea yang mengalami
fermentasi asam laktat. Biasanya makanan ini dibuat dari sawi putih, lobak dan
mentimun yang diberi bumbu seperti cabai merah bubuk, daun bawang, jahe dan
bawang putih. baru disimpan dalam wadah tertutup. Pada tahap penyimpanan akan
terjadi proses fermentasi yang menyebabkan kimci tahan lama hingga 2-3 hari.
Rasa yang dhasilkan pada kimchi yaitu asam pedas. Kimchi merupakan salah satu
makanan yang baik untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dan menjaga berat badan
tubuh.
3.
Kombucha
Kombucha merupakan teh prebiotik yang terbuat dari proses fermentasi.
Minuman yang berasa dari China ini, dibuat dalam botol kaca berpenutup kain
yang telah ditambahkan kultur berupa bakteri dan ragi, sehingga akan timbul lapisan
berwarna putih. Kultur tersebut nantinya akan memfermentasi teh hitam sehingga
akan menghasilkan gelembung-gelembung seperti soda pada teh. Kombucha memiliki
rasa yang khas yaitu seperti paduan antara sampanye dan cuka apel berkarbonasi.
Meski begitu, kombucha memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti membuang
racun dari tubuh, memperkuat sistem kekebalan, baik bagi pencernaan dan fungsi
hati.
Kombucha merupakan hasil fermentasi larutan teh manis dengan menggunakan
starter mikrobia kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir
yang merupakan organisme tingkat rendah) dan difermentasi selama 8-12 hari yang
biasa dikenal dengan “jamur kombu” atau “Jamur dipo”
4.
Chal
Chal atau dikenal juga dengan nama shubat merupakan susuk unta
fermentasi yang enak. Susu ini populer di wilayah Kazakhstan, Turkmenistan, dan
Xinjiang di China. Berbeda dengan susu lainnya, susu fermentasi yang satu ini
punya rasa yang kuat. Aromanya cukup tajam dan menyengat sehingga beberapa
orang enggan untuk mencobanya. Namun bagi warga setempat susu ini merupakan
minuman enak yang sayang dilewatkan. Karena proses fermentasinya, chal punya
kandungan laktosa yang lebih rendah dibandingkan susu unta segar. Selain itu
susu ini juga mengandung ragi, alkohol, dan beberapa asam laktat yang kompleks.
Biasanya susu yang sudah difermentasi akan ditambah dengan susu unta 3-4 hari
setelah chal dibuat.
5. Picle
Pickle merupakan produk pangan hasil proses bioteknologi yang melibatkan
fermentasi bakteri asam laktat. Bakteri yang terlibat adalah Lactobacillus
plantarum dan Lactobacillus reuteri. Pickle biasa dibuat dengan merendam
sayur-sayuran atau buah-buahan dalam larutan cuka dan garam. Ada berbagai jenis
sayur dan buah yang dapat dijadikan pickle, salah satunya adalah timun. Cucumber
pickle (acar timun) adalah jenis pickle yang populer dan berasal dari Amerika.
6.
Sauerkraut
Sauerkraut (kol asam) adalah makanan khas Jerman yang terbuat dari kubis
yang diiris halus dan difermentasi oleh berbagai bakteri asam laktat, seperti Leuconostoc,
Lactobacillus dan Pediococcus. Sauerkraut dapat bertahan lama dan memiliki
rasa yang cukup asam, hal ini terjadi disebabkan oleh bakteri asam laktat yang
terbentuk saat gula di dalam sayuran berfermentasi.