👉PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA
HUBUNGAN DENGAN PROSES PEMBELAJARAN👈
1.
Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan
a.
Pertumbuhan
Pertumbuhan
memiliki kata asal “tumbuh”. Dalam KBBI tumbuh berarti timbul (hidup) dan
bertambah besar atau sempurna. Secara istilah, pertumbuhan memiliki pengertian
perubahan secara kuantitatif pada fisik manusia karena beberapa faktor (faktor
internal dan eksternal). Perubahan kuantitaif sendiri dapat di ukur atau
dinyatakan dalam satuan serta dapat diamati secara jelas. Misalnya berupa
pertambahan, pembesaran, perubahan ukuran dan bentuk, hal yang tidak ada
menjadi ada, kecil menjadi besar, sedikit menjadi banyak, pendek menjadi
tinggi, serta kurus menjadi gemuk.
Faktor pertumbuhan ada dua yakni
faktor internal meliputi gen, sel, atom, kromosom atau gizi. Kemudia yang kedua
adalah faktor ekseternal meliputi lingkungan sekitar baik pola hidup maupun
olahraga. Kedua faktir tersebut sama-sama berpengaruh dalam proses pertumbuhan seseorang. Ketika yang optimal
hanya salah satu faktor, maka hasil pertumbuhan akan kurang maksimal. Sedangkan
ketika kedua faktor
tersebut dapat berjalan beriringan dan maksimal, maka pertumbuhan
seseorang juga akan berjalan maksimal.
Karakteristik pertumbuhan adalah
adanya perubahan secara kuantitas yang meliputi jumlah, ukuran, bentuk, luas,
tinggi serta berat pada fisisk seseorang anak. Selain itu, setiap anak telah
mengalami pertumbuhan sejak bertemunya se telur dengan sel ovum dalam kandungan
ibu sampai batas usia tertentu, secara berangsur-angsur. Setiap anak mengalami
fase-fase pertumbuhan yang berbeda tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu
mencolok ketika sang anak masuk kategori “normal” atau tidak berkebutuhan
khusus terkait gen atau sel. Perubahan pada pertumbuhan dapat diamati atau
dianalisis menggunakan alat ukur (timbangan untuk berat badan, alat ukur tinggi
badan untuk mengetahui perubahan tinggi badan) serta dapat dinyatakan dalam
bentuk huruf atau satuan.
b.
Perkembangan
Perkembangan memiliki perbedaan
dengan peertumbuhan. Ketika pertumbuhan identik dengan perubahan secara
kuantitatif, maka perkembangan sendiri identik dengan perubahan secara
kualitatif. Berdasarkan KBBI, perkembangan memiliki arti perihal berkembang.
Kemudian arti bekembang sendiri berdasarkan KBBI ialah pertambah, memekar atau
membentang.
Dengan demikian dalam ilmu
psikologi, perkembangan memiliki arti perubahan secara kualitatif pada ranah
jasmani dan rohani manusia yang saling berkesinambungan menuju ke arah yang
lebih baik atau ke arah yang sempurna. Yang dimaksud perubahan fisik pada
perkembangan manusia ialah mengacu pada optimaliasasi fungsi-fungsi organ
jasmaniah manusia, bukan pada pertumbuhan jasmaniah itu sendiri. Sehingga dari
sini dapat terlihat bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah sesuatu yang
berbeda tetapi saling berkesinambungan atau berhubungan.
Karakteristik dari perkembangan
ialah meliputi perubahan fungsi-fungsi organ fisik, fungsi psikologis atau
kepribadian, menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, perkembangan bahasa,
perkembangan pemikiran dan perkembangan sosioemosi. Perkembangan memiliki 2
faktor yang mempengaruhi, yakni fator internal yang terdiri dari usia dan bakat
atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemudian ada faktor eksternal yang
terdiri dari tentang proses pematangan (khususnya pematangan kognitif), proses
belajar seseorang dalam kehidupan (pengalaman), serta lingkungan sekitar.
2.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan
Para ahli menganut aliran ini berkenyakinan bahwa perkembangan
manusia itu di tentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan
tidak berpengaruh apa – apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli
musik, maka anak – anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau
pun akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi pembawaan
dan bakat orangtua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan anak
–anaknya. Benarkah postulat ( anggapan dasar ) ini dapat terus bertahan. Aliran
nativisme hingga kini masih cukup berpengaruh dikalang beberapa orang ahli,
tetapi sudah tidak semutlak dulu lagi. Diantara ahli yang dipandang nativis
adalah Noam A. Chomsky kelahiran 1928, seorang ahli linguistik yang terkenal
pada saat ini. Chomsky menganggap bahwa bahwa perkembangan penguasaan bahasa
pada manusia yang tidak dapat dijelaskan semata – mata oleh proses belajar,
tetapi juga ( yang lebih penting ) oleh adanya “biological predisposition” (kecenderungan
biologis) yang di bawa sejak lahir. Namum demikian, Chomsky tidak menafikan
sama sekali peranan belajar dan pengalaman berbahasa, juga lingkungan. Baginya,
semua ini ada pengaruhnya, tetapi pengaruh pembawaan bertata bahasa yang jauh
lebih besar lagi bagi perkembangan bahasa manusia ( Bruno, 1928 ).
a.
Aliran
Empirisisme
Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”,
sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong
(blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting
pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu
semata – mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya,
sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam
hal ini, para penganut empirisime menganggap setiap anak lahir seperti tabula
rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa – apa.
b.
Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan
gabungan antara aliran empirisime dengan aliran nativisme. Aliran ini
menggabungkan arti penting hereditas ( pembawaan ) dengan lingkuanga sebagai
faktor – faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan
tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya,
faktor pengalaman tanpa faktor
pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Faktor yang mempengaruhi
tinggi-rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua
macam.
1.
Faktor Intern, yaitu yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang
meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan
dirinya sendiri.
2.
Faktor Eksternal, yaitu hal-hal yang dating atau ada diluar diri
siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman
berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.
3.
Prinsip
atau Hukum Perkembangan
Ciri-ciri perkembangan
menunjukkan gejala-gejala yang secara relatif teratur. Sehingga terjadi
pola-pola perkembangan yang sistematis. Atas dasar itu, maka para ahli
merumuskan prinsip-prinsip perkembangan. Prinsip-prinsip perkembangan itu
kadang-kadang juga dipandang sebagai hukum-hukum perkembangan.
Beberapa prinsip itu
adalah:
1.
Perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah dan fungsi-fungsi rohaniah
berlangsung dalam proses satu kesatuan yang menyeluruh (integral).
Prinsip ini sering disebut sebagai hukum kesatuan
organis (fungsional). Prinsip ini berarti bahwa organ-organ atau fungsi-fungsi
itu proses perkembangannya bukan secara sendiri-sendiri, terpisah satu sama
lain. Melainkan satu dengan yang lain saling berhubungan dan bahkan saling
ketergantungan. Perkembangan fungsi pikir misalnya, adalah tidak terpisahkan
dengan perkembangan fungsi ingatan, fungsi fantasi, fungsi motivasi dan
sebagainya, bahkan tidak terpisah dengan organ-organ jasmaniah.
2.
Setiap individu mempunyai kecepatan sendiri-sendiri dalam
perkembangannya.
Prinsip ini mengandung maksud bahwa perkembangan antara
sejumlah anak tidaklah sama,belum tentu sama pula tingkat perkembangan yang
dicapainya pada suatu saat tertentu, baik pola perkembangan seluruhnya, maupun
dalam aspek tertentu dari perkembangan itu. Dengan kata lain senantiasa
terdapat perbedaan-perbedaan individual dalam proses perkembangan anak-anak. Prinsip
ini disebut juga dengan hukum tempo perkembangan.
3.
Perkembangan seorang individu, baik keseluruhan maupun setiap
aspeknya, kelangsungannya tidak konstan melaikan berirama.
Ini berarti bahwa proses perkemangan itu kadang-kadang
cepat, kadang-kadang lambat, atau mungkin berhenti untuk beberapa waktu.
Perkembangan kemampuan berbicara sebagai suatu bentuk pekembangan misalnya,
padasuatu saat cepat memperooleh kata-kata baru beserta pengertiannya dalam
waktu jangka singkat, pada saat yang lain sebaliknya, dalam waktu yang lebih
lama hanya mendapat penambahan sedikit ataupun tidak mendapatkan kosa kata yang
lain lagi. Prinsip ini disebut juga dengan hukum irama (rithme)
perkembangan.
4.
Proses perkembangan itu megikuti pola tertentu.
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap aspek perkembangan
kelangsungan mengikuti aturan yang relatif tetap, sesuai dengan perkembangan
itu sendiri. Misalnya, perkembangan kecakapan berjalan, dimulai dengan berdiri
sambil berpegangan selanjutnya erdiri tanpa berpegangan, melangkah sambil jatuh
sampai melangkah dan berjalan seperti biasa.
5.
Proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan
Dengan prinsip ini berarti apa yang sudah dicapai pada
saat-saat yang lalu merupakan bagian tak terpisahkan dengan bagian-bagian
sebelumya. Oleh kareba itu, adanya periode-periode perkembangan yang diadakan
adalah sekedar untuk memahami perkembangan, karena sebenarnya tidak ada
perubahan yang mendadak. Prinsip ini disebut juga dengan hukum kontinuitas
perkembangan.
6.
Antara aspek perkembangan dengan aspek perkembangan yang lain
saling berkaitan atau saling berkolerasi secara bermakna.
Dengan prinsip ini dapat dicontohkan, bahwa
perkembangan kesanggupan berjalan akan berkolerasi dengan perkembangan dan
pertumbuhan otot-otot, syaraf-syaraf, tulang-tulang kaki dan sebagainya.
Prinsip ini dipandang sebagai hukum kolerasi perkembangan.
7.
Perkembangan berlangsung dari pola-pola yang bersifat umum menuju
pola-pola yang bersifat khusus.
Prinsip ini pada dasarnya menyatakan, bahwa perkembangan bermula
dari “globalitas” yang dengan melalui proses berangsur-angsur semakin muncul
“perincian-perincian” yang smakin beraneka ragam. Dengan kata lain perkembangan
ini disebut menuju diferensiasi. Oleh karena itu disebut juga dengan hukum
diferensiasi (Ahmad, 1993: 30-33).
Prinsip-prinsip (hukum)
perkembangan di atas, sejalan dengan pendapat Kasiram (1993:26-27) yang
menyatakan bahwa pada garis besarnya peristiwa perkembangan itu mengikuti
prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
1.
Perkembangan itu mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung
secara teratur.
2.
Perkembangan itu selalu menuju ke diferensiasi dan integrasi.
3.
Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba,
tetapi berlangsung secara berangsur-angsur secara teraur dan terus menerus.
4.
Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan
sebelumnya.
5.
Perkembangan adalah hasil dari peristiwa maturation, readness, dan
learning.
6.
Perkembangan itu antara satu anak berbeda dengan anak yang
lain,baik dalam perkembangan masing-masing organ/aspek kejiwaannya maupun cepat
lambatnya perkembangan tersebut.
Selain dari beberapa
prinsip-prinsip (hukum) perkembangan di atas, Syamsuddin (2004:85-86)
mengemukakan ada beberapa hukum (Principles) perkembangan, yaitu sebagai
berikut:
a)
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan, lingkungan
dan kematangan.
b)
Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap (progresif dan
sistematik).
c)
Bagian-bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis
perkembangan dan tingkat kematangan masing-masing. Meskipun demikian, sebagai
kesatuan organis dalam prosesnya terdapat kolerasi dan bahkan kompensatoris
antara yang satu dengan yang lainnya.
d)
Terdapat variasi dalam tempo dan irama perkembangan
antar-individual dan kelompok tertentu (menurut latar belakang jenis,
geografis, dan kultural).
e)
Proses perkembangan itu pada taraf awalnya lebih bersifat
diferensiasi dan pada akirnya lebih bersifat integrasi antar bagian dan fungsi
organisme.
f)
Dalam batas-batas masa peka, perkembangan atau pertumbuhan dapat
dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan.
g)
Laju perkembangan anak berlangsung lebih cepat pada periode
kanak-kanak daripada periode-operiode berikutnya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan itu
memiliki prinsip-prinsip (hukum) yang menggambarkan secara umum bahwa
perkemangan itu pastinya senantiasa mengalami seluruh poin-poin yang ada
didalam prinsip-prinsip (hukum) tersebut.
Prinsip-prinsip (hukum) itu secara umum menggambarkan bahwa proses perkembangan
itu terjadi secara teratur, sitematik, bertahap dan tidak terjadi secara tiba-tiba
serta dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Kemudian dijelaskan juga dalam
prinip perkembangan peserta didik bahwa setiap individu mengalami perkembangan
yang erbeda dengan individu lainnya dan terjadi secara diferensiasi dan
integrasi.
Sumber:
1. Dosen STAISAR. “Prinsip- Prinsip/ Hukum Perkembangan Peserta Didik dan Implikasinya terhadap Pendidikan”, Jurnal Ansiru PAI 2, No. 2 (2018): 122-125.
3. Nadia Nur Aziza dan Aan Asef Richval. (2018). “Makalah: Pertumbuhan dan Perkembangan dalam Psikologi Perkembangan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar