Kamis, 09 September 2021

Pertumbuhan dan Perkembangan serta Hubungannya dalam Pembelajaran (Psikologi Pendidikan)

 

👉PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGAN DENGAN PROSES PEMBELAJARAN👈

 👀


1.    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

a.       Pertumbuhan

Pertumbuhan memiliki kata asal “tumbuh”. Dalam KBBI tumbuh berarti timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna. Secara istilah, pertumbuhan memiliki pengertian perubahan secara kuantitatif pada fisik manusia karena beberapa faktor (faktor internal dan eksternal). Perubahan kuantitaif sendiri dapat di ukur atau dinyatakan dalam satuan serta dapat diamati secara jelas. Misalnya berupa pertambahan, pembesaran, perubahan ukuran dan bentuk, hal yang tidak ada menjadi ada, kecil menjadi besar, sedikit menjadi banyak, pendek menjadi tinggi, serta kurus menjadi gemuk.

Faktor pertumbuhan ada dua yakni faktor internal meliputi gen, sel, atom, kromosom atau gizi. Kemudia yang kedua adalah faktor ekseternal meliputi lingkungan sekitar baik pola hidup maupun olahraga. Kedua faktir tersebut sama-sama berpengaruh dalam proses  pertumbuhan seseorang. Ketika yang optimal hanya salah satu faktor, maka hasil pertumbuhan akan kurang maksimal. Sedangkan ketika kedua faktor

tersebut dapat berjalan beriringan dan maksimal, maka pertumbuhan seseorang juga akan berjalan maksimal.

Karakteristik pertumbuhan adalah adanya perubahan secara kuantitas yang meliputi jumlah, ukuran, bentuk, luas, tinggi serta berat pada fisisk seseorang anak. Selain itu, setiap anak telah mengalami pertumbuhan sejak bertemunya se telur dengan sel ovum dalam kandungan ibu sampai batas usia tertentu, secara berangsur-angsur. Setiap anak mengalami fase-fase pertumbuhan yang berbeda tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu mencolok ketika sang anak masuk kategori “normal” atau tidak berkebutuhan khusus terkait gen atau sel. Perubahan pada pertumbuhan dapat diamati atau dianalisis menggunakan alat ukur (timbangan untuk berat badan, alat ukur tinggi badan untuk mengetahui perubahan tinggi badan) serta dapat dinyatakan dalam bentuk huruf atau satuan.

 

b.      Perkembangan

Perkembangan memiliki perbedaan dengan peertumbuhan. Ketika pertumbuhan identik dengan perubahan secara kuantitatif, maka perkembangan sendiri identik dengan perubahan secara kualitatif. Berdasarkan KBBI, perkembangan memiliki arti perihal berkembang. Kemudian arti bekembang sendiri berdasarkan KBBI ialah pertambah, memekar atau membentang.

Dengan demikian dalam ilmu psikologi, perkembangan memiliki arti perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani dan rohani manusia yang saling berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik atau ke arah yang sempurna. Yang dimaksud perubahan fisik pada perkembangan manusia ialah mengacu pada optimaliasasi fungsi-fungsi organ jasmaniah manusia, bukan pada pertumbuhan jasmaniah itu sendiri. Sehingga dari sini dapat terlihat bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah sesuatu yang berbeda tetapi saling berkesinambungan atau berhubungan.

Karakteristik dari perkembangan ialah meliputi perubahan fungsi-fungsi organ fisik, fungsi psikologis atau kepribadian, menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, perkembangan bahasa, perkembangan pemikiran dan perkembangan sosioemosi. Perkembangan memiliki 2 faktor yang mempengaruhi, yakni fator internal yang terdiri dari usia dan bakat atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemudian ada faktor eksternal yang terdiri dari tentang proses pematangan (khususnya pematangan kognitif), proses belajar seseorang dalam kehidupan (pengalaman), serta lingkungan sekitar.

 

2.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Para ahli menganut aliran ini berkenyakinan bahwa perkembangan manusia itu di tentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa – apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak – anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi pembawaan dan bakat orangtua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan anak –anaknya. Benarkah postulat ( anggapan dasar ) ini dapat terus bertahan. Aliran nativisme hingga kini masih cukup berpengaruh dikalang beberapa orang ahli, tetapi sudah tidak semutlak dulu lagi. Diantara ahli yang dipandang nativis adalah Noam A. Chomsky kelahiran 1928, seorang ahli linguistik yang terkenal pada saat ini. Chomsky menganggap bahwa bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia yang tidak dapat dijelaskan semata – mata oleh proses belajar, tetapi juga ( yang lebih penting ) oleh adanya “biological predisposition” (kecenderungan biologis) yang di bawa sejak lahir. Namum demikian, Chomsky tidak menafikan sama sekali peranan belajar dan pengalaman berbahasa, juga lingkungan. Baginya, semua ini ada pengaruhnya, tetapi pengaruh pembawaan bertata bahasa yang jauh lebih besar lagi bagi perkembangan bahasa manusia ( Bruno, 1928 ).

a.       Aliran Empirisisme

Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata – mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisime menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa – apa.

b.      Aliran Konvergensi

Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisime dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas ( pembawaan ) dengan lingkuanga sebagai faktor – faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.

Faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam.

1.      Faktor Intern, yaitu yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.

2.      Faktor Eksternal, yaitu hal-hal yang dating atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.

 

 

3.    Prinsip atau Hukum Perkembangan

Ciri-ciri perkembangan menunjukkan gejala-gejala yang secara relatif teratur. Sehingga terjadi pola-pola perkembangan yang sistematis. Atas dasar itu, maka para ahli merumuskan prinsip-prinsip perkembangan. Prinsip-prinsip perkembangan itu kadang-kadang juga dipandang sebagai hukum-hukum perkembangan.

Beberapa prinsip itu adalah:

1.      Perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah dan fungsi-fungsi rohaniah berlangsung dalam proses satu kesatuan yang menyeluruh (integral).

Prinsip ini sering disebut sebagai hukum kesatuan organis (fungsional). Prinsip ini berarti bahwa organ-organ atau fungsi-fungsi itu proses perkembangannya bukan secara sendiri-sendiri, terpisah satu sama lain. Melainkan satu dengan yang lain saling berhubungan dan bahkan saling ketergantungan. Perkembangan fungsi pikir misalnya, adalah tidak terpisahkan dengan perkembangan fungsi ingatan, fungsi fantasi, fungsi motivasi dan sebagainya, bahkan tidak terpisah dengan organ-organ jasmaniah.

2.      Setiap individu mempunyai kecepatan sendiri-sendiri dalam perkembangannya.

Prinsip ini mengandung maksud bahwa perkembangan antara sejumlah anak tidaklah sama,belum tentu sama pula tingkat perkembangan yang dicapainya pada suatu saat tertentu, baik pola perkembangan seluruhnya, maupun dalam aspek tertentu dari perkembangan itu. Dengan kata lain senantiasa terdapat perbedaan-perbedaan individual dalam proses perkembangan anak-anak. Prinsip ini disebut juga dengan hukum tempo perkembangan.

3.      Perkembangan seorang individu, baik keseluruhan maupun setiap aspeknya, kelangsungannya tidak konstan melaikan berirama.

Ini berarti bahwa proses perkemangan itu kadang-kadang cepat, kadang-kadang lambat, atau mungkin berhenti untuk beberapa waktu. Perkembangan kemampuan berbicara sebagai suatu bentuk pekembangan misalnya, padasuatu saat cepat memperooleh kata-kata baru beserta pengertiannya dalam waktu jangka singkat, pada saat yang lain sebaliknya, dalam waktu yang lebih lama hanya mendapat penambahan sedikit ataupun tidak mendapatkan kosa kata yang lain lagi. Prinsip ini disebut juga dengan hukum irama (rithme) perkembangan.

4.      Proses perkembangan itu megikuti pola tertentu.

Prinsip ini menyatakan bahwa setiap aspek perkembangan kelangsungan mengikuti aturan yang relatif tetap, sesuai dengan perkembangan itu sendiri. Misalnya, perkembangan kecakapan berjalan, dimulai dengan berdiri sambil berpegangan selanjutnya erdiri tanpa berpegangan, melangkah sambil jatuh sampai melangkah dan berjalan seperti biasa.

5.      Proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan

Dengan prinsip ini berarti apa yang sudah dicapai pada saat-saat yang lalu merupakan bagian tak terpisahkan dengan bagian-bagian sebelumya. Oleh kareba itu, adanya periode-periode perkembangan yang diadakan adalah sekedar untuk memahami perkembangan, karena sebenarnya tidak ada perubahan yang mendadak. Prinsip ini disebut juga dengan hukum kontinuitas perkembangan.

6.      Antara aspek perkembangan dengan aspek perkembangan yang lain saling berkaitan atau saling berkolerasi secara bermakna.

Dengan prinsip ini dapat dicontohkan, bahwa perkembangan kesanggupan berjalan akan berkolerasi dengan perkembangan dan pertumbuhan otot-otot, syaraf-syaraf, tulang-tulang kaki dan sebagainya. Prinsip ini dipandang sebagai hukum kolerasi perkembangan.

7.      Perkembangan berlangsung dari pola-pola yang bersifat umum menuju pola-pola yang bersifat khusus.

Prinsip ini pada dasarnya menyatakan, bahwa perkembangan bermula dari “globalitas” yang dengan melalui proses berangsur-angsur semakin muncul “perincian-perincian” yang smakin beraneka ragam. Dengan kata lain perkembangan ini disebut menuju diferensiasi. Oleh karena itu disebut juga dengan hukum diferensiasi (Ahmad, 1993: 30-33).

 

Prinsip-prinsip (hukum) perkembangan di atas, sejalan dengan pendapat Kasiram (1993:26-27) yang menyatakan bahwa pada garis besarnya peristiwa perkembangan itu mengikuti prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:

1.      Perkembangan itu mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung secara teratur.

2.      Perkembangan itu selalu menuju ke diferensiasi dan integrasi.

3.      Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berlangsung secara berangsur-angsur secara teraur dan terus menerus.

4.      Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya.

5.      Perkembangan adalah hasil dari peristiwa maturation, readness, dan learning.

6.      Perkembangan itu antara satu anak berbeda dengan anak yang lain,baik dalam perkembangan masing-masing organ/aspek kejiwaannya maupun cepat lambatnya perkembangan tersebut.

 

Selain dari beberapa prinsip-prinsip (hukum) perkembangan di atas, Syamsuddin (2004:85-86) mengemukakan ada beberapa hukum (Principles) perkembangan, yaitu sebagai berikut:

a)      Perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan, lingkungan dan kematangan.

b)      Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap (progresif dan sistematik).

c)      Bagian-bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan tingkat kematangan masing-masing. Meskipun demikian, sebagai kesatuan organis dalam prosesnya terdapat kolerasi dan bahkan kompensatoris antara yang satu dengan yang lainnya.

d)     Terdapat variasi dalam tempo dan irama perkembangan antar-individual dan kelompok tertentu (menurut latar belakang jenis, geografis, dan kultural).

e)      Proses perkembangan itu pada taraf awalnya lebih bersifat diferensiasi dan pada akirnya lebih bersifat integrasi antar bagian dan fungsi organisme.

f)       Dalam batas-batas masa peka, perkembangan atau pertumbuhan dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan.

g)      Laju perkembangan anak berlangsung lebih cepat pada periode kanak-kanak daripada periode-operiode berikutnya.

 

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan itu memiliki prinsip-prinsip (hukum) yang menggambarkan secara umum bahwa perkemangan itu pastinya senantiasa mengalami seluruh poin-poin yang ada didalam prinsip-prinsip (hukum) tersebut. Prinsip-prinsip (hukum) itu secara umum menggambarkan bahwa proses perkembangan itu terjadi secara teratur, sitematik, bertahap dan tidak terjadi secara tiba-tiba serta dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Kemudian dijelaskan juga dalam prinip perkembangan peserta didik bahwa setiap individu mengalami perkembangan yang erbeda dengan individu lainnya dan terjadi secara diferensiasi dan integrasi.

 

 

 

Sumber:

1.      Dosen STAISAR. “Prinsip- Prinsip/ Hukum Perkembangan Peserta Didik dan Implikasinya terhadap Pendidikan”, Jurnal Ansiru PAI 2, No. 2 (2018): 122-125.


3.      Nadia Nur Aziza dan Aan Asef Richval. (2018). “Makalah: Pertumbuhan dan Perkembangan dalam Psikologi Perkembangan”.

 







Terima kasih telah berkunjung, semoga membantu.💫

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Kreativitas

  Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Kreativitas Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas, menurut Rogers adalah : 1.       Fakto...